Tapitak sedikit pula warga Indonesia yang menganut agama Katolik lho! Termasuk delapan artis Indonesia dalam daftar ini nih. 1. Chelsea Islan. Pemilik nama lengkap Chelsea Elisabeth Islan ini diketahui menganut agama Katolik. Ia juga akhirnya mengakhiri hubungan kasihnya dengan Daffa Wardhan, anak tunggal artis Marini Zumarnis, karena disebut - Rupanya Raja Portugis, Dom João III, di tahun 1540, pun berharap agar misionaris yang ikut serta dalam pelayaran Portugis datang pangkalan-pangkalannya Asia, seperti India, Malaka, juga Maluku. Akhirnya, ditunjuklah kawan pendiri Serikat Jesuit Ignatius Loyola bernama Fransiskus Xaverius. Ketika kapal Santiago yang ditumpanginya lepas tambang dari pelabuhan Lisabon, usia Xaverius hampir genap 35 tahun. Dia lahir pada 7 April 1506 dan meninggalkan Eropa di tanggal yang sama tahun 1541. “Ia berangkat sebagai wakil raja [menurut sistem Padroada] dan diangkat menjadi wakil diplomatik Paus [Nuncio]. Kekuasaannya luas, dan visinya juga luas. Xaverius berjalan jauh, dan jarang berdiam lama di suatu tempat, tetapi hanya melayani sebagai perintis penabur yang pekerjaannya akan diteruskan oleh orang lain, tulis Anne Ruck dalam Sejarah Gereja Asia 2005.Setelah berbulan-bulan perjalanan, Kapal Santiago tiba di Mozambik, Afrika. Xaverius tinggal di sana mulai Agustus 1541 hingga Maret 1542. Kemudian, ia berlayar lagi ke India. Pada 6 Mei, dia tiba di Goa yang menjadi pusat kegiatan Portugis di India. Di situ, dia menyebarkan Katolisisme. Setelah tiga tahun di sekitar India dengan hasil yang tidak memuaskan, dia menuju ke timur. Dia pun menuju Malaka yang sudah menjadi pangkalan strategis Portugis sejak 1511. Bulan Oktober 1545, kapalnya tiba di Malaka. “Ia tinggal di Malaka selama beberapa bulan, sambil belajar bahasa Melayu, lalu berkunjung ke pulau-pulau Maluku, termasuk Ambon, Ternate dan Halmahera,” tulis Anne tahun baru, 1 Januari 1546 dia naik kapal dari Malaka ke Ambon. Menurut Leo Soekoto dalam Gereja Katolik Indonesia Mengarungi Zaman 1995, Xaverius bukan pembawa Katolik pertama di Maluku. Sekitar tahun 1538, sudah ada penginjilan Katolik di Ambon. "Sepanjang tahun 1546-1547, Xaverius bekerja di tengah-tengah orang Ambon, Ternate, dan Morotai Moro serta meletakkan dasar-dasar bagi suatu misi yang tetap di sana,” tulis Marle Ricklefs dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 2008. Daerah-daerah yang didatangi Xaverius adalah daerah-daerah yang dalam kuasa atau setidaknya daerah perdagangan rempah-rempah sampai di sebuah kawasan, “pertama-tama ia mengunjungi kelompok-kelompok kecul umat yang telah dibaptis, tetapi sesudah itu mengarahkan kepada banyak orang kafir di daerah itu. Ia menulis Katekismus kecil dalam bahasa Melayu, membuka sekolah-sekolah bagi orang pribumi, dan dengan kepribadiannya yang mempesona dapat mempengaruhi ribuan orang, mengajar, dan membaptis mereka,” tulis Huub J. W. M. Boelaars, dalam buku Indonesianisasi, dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia 2005. Menurut Anne Ruck, sebagai wakil raja Portugis, ”dia sering diundang raja-raja, baik karena mereka ingin belajar iman Katolik, maupun karena ingin berhubungan dengan Negeri Portugis.” Menurut Huub J. W. M. Boelaars, Raja Ternate menerima Xaverius dengan baik di tak menyebarkan Katolik dengan cara debat dengan orang-orang awam. Setelah dia bisa bahasa setempat, dia menggali budaya lokal yang cocok untuk menanamkan nilai-nilai Katolik dalam kehidupan sehari-hari di kalangan masyarakat setempat. Xaverius sadar bahwa “tidak semua unsur kebudayaan bukan Kristen harus dianggap hina ataupun ditolak begitu saja, sebaliknya ada banyak hal yang patut dihargai. Agama Kristen harus disampaikan sesuai dengan pendidikan dan kebudayaan setempat,” tulis Anne agama yang diajarkannya mengajarkan kasih sayang, “di setiap tempat, sifatnya yang ramah dan perhatiannya yang tulus menarik orang untuk percaya pada Kristus,” Ann Ruck melanjutkan. Xaverius dianggap berhasil, “ keberhasilannya ini terutama disebabkan oleh kasih sayangnya kepada penduduk setempat. Ia selalu membela penduduk setempat kalau ditindas orang Portugis,” tulis Ruck. Menurut Huub J. W. M. Boelaars, “sikapnya mempertaruhkan diri tanpa pamrih merupakan [hal] kontras yang jelas sekali dengan keserakahan kolonial pedagang-pedagang dan serdadu-serdadu Portugis. Fransiskus Xaverius sia-sia saja mencoba mengoreksi sikap mereka.”Setelah setahun lebih di Maluku, Xaverius kembali ke Malaka. Target berikutnya adalah Jepang. Di Malaka, Xaverius bertemu dengan seorang Jepang, bernama Yajira, yang mengungsi dari Jepang karena membunuh orang. Kepadanya, Xaverus bertanya tentang keadaan Jepang dan keterbukaan penduduk Jepang pada Injil. Di tahun 1549, Xaverius ke Jepang dan tinggal di sana hingga 1552. Dari Jepang, dia hendak ke Tiongkok daratan, tapi dia hanya bisa sampai di basis Portugis di Tiongkok, Makao. Lalu, pada 2 Desember 1552 dia meninggal di Pulau yang terkenal dengan judinya itu. Masa tinggal yang tidak lama di sebuah negeri serta kendala bahasa membuat jamaahnya belum mendapat pelayanan maksimal sehingga kaum padri yang lain berusaha meneruskannya. Meski begitu, pengaruhnya terus diingat di Asia. Fransiskus Xaverius, bersama Ignatius Loyola, diakui sebagai Santo atau orang suci oleh Gereja Katolik dan Anglikan. Namanya menjadi nama baptis yang banyak dipakai laki-laki Katolik di Indonesia. - Humaniora Reporter Petrik MatanasiPenulis Petrik MatanasiEditor Maulida Sri Handayani Awaldari sejarah Berdirinya Gereja Katolik di Indonesia adalah kedatangan bangsa Portugis di Kepulauan Maluku. Sejak kedatangan bangsa Portugis tersebut, orang pertama yang menjadi penganut Katolik adalah orang Maluku, seorang Kolano atau kepala kampung Mamuya di Maluku Utara. Beliau dibaptis bersama seluruh warga di kampungnya pada tahun 1534.

JAKARTA eNBe Indonesia - Hari ini, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Ini merupakan momentum sejarah paling menentukan dalam perjuangan pasca kemerdekaan. Di Surabaya, Jawa Timur, angkatan bersenjata Indonesia dan para pemuda mengorbankan seluruh jiwa dan raga mereka untuk bangsa dan negara. Terlepas dari peristiwa di Surabaya, di seantero tanah air juga terjadi letusan peristiwa yang tidak kalah sengitnya. Banyak rakyat berjatuhan akibat serangan kolonial. Baca Juga Pastor dan Suster Jadi 'Pagar Hidup' Selamatkan Warga dari Serangan KKB di Gereja Bilogai Tidak berhenti di situ, dalam rentang waktu hingga tahun 1960-an, gangguan keamanan nasional masih tinggi. Invansi asing masih menggerogoti kedaulatan negara. Banyak tokoh dari berbagai kalangan berdiri di garda terdepan untuk menyatakan perang dan seruan untuk mempertahankan kemerdekaan. Di antara para tokoh tersebut ada juga tokoh-tokoh Katolik. Mereka tidak saja terlibat dalam perang, tetapi menyumbangkan gagasan dan karya mereka untuk bangsa. Untuk menghargai jasa-jasa mereka, pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional. Berikut sembilan Pahlawan Nasional beragama Katolik yang dirangkum dari berbagai sumber. Baca Juga Konflik Intan Jaya Pecah, Pastor Katolik di Blok Wabu Rela 'Dihujani' Peluru KKB 1. Albertus Soegijapranata Mgr. Albertus Soegijapranata, adalah salah satu tokoh paling dikenal di Indonesia baik oleh kalangan Katolik maupun bukan. Slogannya yang terkenal adalah "100% Katolik, 100% Indonesia", menjad pekik yang membakar semangat nasionalisme kalangan umat Katolik. Albertus merupakan uskup pribumi Indonesia pertama dan dikenal karena pendiriannya yang pro-nasionalis. Terkini

CANBERRA Australia kekurangan pastor dan pendeta sudah lama menjadi pembahasan di kalangan umat Kristen, hingga mereka harus mendatangkan pemimpin umat dari negara lain, termasuk Indonesia. Salah satunya adalah Pastor Firminus Wiryono SVD asal Nusa Tenggara Timur, yang saat ini bertugas melayani umat Katolik di Emerald, sebuah kota yang terletak sekitar 832 kilometer dari
Situsini lahir pada 21 Desember 2011, pada PW St. Petrus Kanisius yang didirikan seorang awam dan anak muda Katolik, Novis Karmelit Awam (T.O.Carm), anggota Legio Mariae yang juga merupakan umat Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus, Keuskupan Banjarmasin dan kini berdomisil di Malang.
\n \nnama pastor katolik di indonesia

Gerejaini hanya mampu menampung 800 umat Katolik saja. Namun, gereja ini selalu menjadi tempat ibadah idaman bagi umat Katolik di Indonesia karena bangunannya yang Ala Eropa. Alamat di Jl. Katedral No. 7B, Jakarta Pusat. Gereja Katolik ini berdiri di atas lahan seluas 13 hektar. Gereja ini dibangun pada tahun 1936 oleh Romo Wolter.

s Pastor (juga dilafalkan Pastur) adalah sebutan bagi pemimpin agama di lingkungan Gereja Katolik. Di Indonesia, sebutan ini biasanya digunakan untuk imam di lingkungan Gereja Katolik Roma, sementara di negara-negara berbahasa Inggris, biasanya di lingkungan Gereja Protestan . Kata pastor sendiri berasal dari bahasa Latin pastōr yang berarti 100 Katolik 100% Indonesia, romo pendamping : Markus Yumartana, SJ. Keuskupan. Keuskupan Agung Jakarta. Dekenat Bekasi. Paroki Harapan Indah; Paroki Jatiwaringin; Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti 8CdrWK.
  • sau6lwcmwy.pages.dev/164
  • sau6lwcmwy.pages.dev/284
  • sau6lwcmwy.pages.dev/366
  • sau6lwcmwy.pages.dev/338
  • sau6lwcmwy.pages.dev/356
  • sau6lwcmwy.pages.dev/224
  • sau6lwcmwy.pages.dev/228
  • sau6lwcmwy.pages.dev/296
  • sau6lwcmwy.pages.dev/112
  • nama pastor katolik di indonesia